Rabu, 25 Januari 2012

Rotavirus Pembunuh Utama Balita. Jaga Balita dari Rotavirus!!

Penyakit diare di Indonesia hingga kini masih sebagai penyebab teratas kematian bayi dan balita. Diantara penyebab diare, rotavirus yang paling berbahaya dan mematikan. Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat mencatat, ada 10.080 kematian akibat rotavirus di Indonesia per tahun 2011. Rotavirus mempunyai diameter tubuh 50-60 nm. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus dan berkembang biak pada sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam  feses.
Infeksi rotavirus biasanya selama musim dingin, masa inkubasinya 1-4 hari. Penularannya melalui feses yang mengering kemudian menyebar melalui udara. Bisa juga melalui makanan,mainan,atau pun benda-benda lainnya dan air yang tercemar. Anak yang terinfeksi virus ini dapat mengeluarkan hinga 100 miliar virus dalam setiap gram fesesnya. Padahal, hanya dibutuhkan 10 virus saja untuk menginfeksi seorang anak lain.



Nama Virus Rota didasarkan pada gambaran microscop electron dari pinggir luar kapsid sebagai pinggiran suatu roda yang mengelilingi jari-jari yang memancar dari inti yang menyerupai pusat. Partikel-partikel mempunyai kapsid berkulit ganda dan garis tengah berkisar antara 60-75 nm. Partikel-partikel virus berkulit tunggal yang tidak mempunyai kapsid luar menunjukkan pinggir-pinggir luar yang kasar dan bergaris tengah 50-60 nm.
Ketika seorang anak terjangkit rotavirus, akan muncul gejala seperti demam, diare hebat dan banyak muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Saat ini tidak ada obat untuk infeksi virus rota, pengobatan hanya sebatas mencegah dehidrasi. Untuk menjaga agar tidak terjangkit rotavirus adalah dengan menjaga sanitasi lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan vaksinasi menjadi salah satu solusi pencegahan. Menurut CDC vaksin rotavirus sangat efektif, yaitu 85-98 persen dalam mencegah penyakit rotavirus pada bayi dan balita.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar :

Posting Komentar